MERENCANAKAN
KARAKTER DIRI
Sifat
yang menonjol, sifat yang mewarnai diri, sifat yang masuk merasuk dalam tetapi
terlihat dari luar, serta sifat yang menempel pada sikap adalah karakter. Itu
pengertian karakter menurutku. Sebenarnya siapa pun boleh koq mengartikan kata “karakter”, dan setiap orang juga pasti
mempunyai pandangan berbeda, hingga muncul makna karakter dari dirinya. Bukan
perbedaan itu yang mau diangkat kemudian dijadikan ajang perdebatan. Apaliagi
debat kusir yang tiada akhir. Bukan, bukan
seperti itu. Namun, lebih pada kebebasan mengartikan untuk memaknai kata
karakter. Agar tidak selalu terpaku, agar tidak selalu berpatok pada pakem yg
tidak lagi zamannya kebebasan itu diikat sebuah pakem.
Kembali
lagi pada topik awal kita, karakter. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
karakter merupakan tabiat; watak;
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dg yg
lain.
Dari
pengertian dalam kamus umum Bahasa Indonesia tersebut, kita bisa menjadikannya sebuah
patokan pengertian. Yaitu dalam diri seseorang pasti terdapat tabiat maupun
watak diri, sehingga menjadi ciri khas yang membedakan antara dirinya dengan
orang lain. Memang sudah pasti, tapi apakah watak tersebut muncul secara tiba-tiba,
dalam Bahasa Jawanya secara “ujug-ujug” tanpa ada usaha untuk membangun
karakter. Inilah sebuah pertanyaan yg tidak membutuhkan jawaban. Sebab karakter
yg ada pada diri, mau muncul ketika ada pembentuk serta pengukir dari sikap
kebiasaan yang kemudian dibudayakan pada tindakan seseorang.
Ketika
ingin mencapai kesuksesan dalam suatu hal dibutuhkan sebuah rencana yang
matang. Rencana matang yang benar-benar matang, bukan matang yang sekedar
setengah matang. Begitu pula dengan sikap dan kebiasaan. Keduanya butuh
direncanakan tidak setengah matang bahkan seperempat matang lagi, tidak. Namun,
dibutuhkan perencanaan yang super matang sebelum gosong agar sebuah karakter
itu terbentuk dengan sempurna. Keberhasilan merencanakan menjadi tolok ukur
kesempurnaan karakter seseorang. Ketika seseorang tak mau merencanakan seperti
apa kelak sikapku, seperti apa kelak karakterku, dengan dalih semua sudah
diatur dan ditakdirkan Tuhan, maka jangan mengharap kesempurnakan karakter elok
yang akan didapat. Akan tetapi, karakter yang asal-asalanlah yg akan didapat.
Mengkonsep
karakter sejak awal adalah penting. Mengkonsep sebuah mimpi juga penting. Dengan
cara menuliskannya. Karena dari menulis sebuah impian, bakal memunculkan
karakter seorang visioner. Seorang yang mempunyai visi yang jelas. Bukan orang
yang hanya mimpi dalam tidurnya, tetapi mimpi yang mampu memunculkan kekuatan
dalam jiwa. “The power of dream”.
Jika kita merasa punya ingatan yang kuat, tak apalah impian sekedar diingat di
dalam kepala. Jikalau merasa gejala lupa sering melanda, menulis itulah jalan
keluarnya. Memikirkan dan menuliskan mimpi adalah salah satu rencana
memunculkan sifat yang merasuk dalam tetapi terlihat dari luar, yaitu karakter.
Itu!
by___
Ahmad Pambudi Utomo
Matesih,
1 Agustus 2012