Kamis, 05 Juli 2012


MEMAKNAI UJIAN

Kadang aku mengeluh “Ahh, ujiannya sulit!,” “Ahh, waktunya kurang!”. Namun, ketika ku coba pahami kriteria ujian menurut Ust Solikhin Abu Izzudin dalam bukunya the way to win, bahwa ternyata ujian itu memang harus sulit. Yup, memang harus sulit. Masih g percaya? Mari kita pahami kriteria ujian:

1.       Ujian Harus Sulit. Kalau mudah atau dimudah-mudahkan, tentu nggak menantang. Ngak Asyik dan nggak beda, antara yang lulus dan yang lolos, yang lurus dan yang bolos: yang serius dan yang ceplas ceplos, yang tulus dan yang melengos; yang belajar terus dan yang bikin chaos. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

2.       Ujian Bukan Mustahil. Bisa ditempuh, asal sungguh-sungguh. Bila ujian itu mustahil tentu tidak berguna, tidak bisa untuk membedakan antara prestasi dan frustasi. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Al Baqarah:286)

3.       Ujian Harus Seimbang. Sulit bagi pecundang tapi mudah bagi pemenang. Hukum Allah berlaku. Kesuksesan bagi pejuang. Kebahagiaan bagi pahlawan, mereka aktif mencari pahala. “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari Keridhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (Al Ankabut: 69)

4.       Tak Ada Kemenangan Tanpa Ujian. Mau nggak engkau diberi ijazah Sarjana tanpa harus kuliah? Tanpa Skripsi, yang penting bayar aja 10 juta langsung dapat gelar S-1? Kalau mau, kasihan. Menurut para pendaki. Bukan di puncak gunung itu yang nikmat, tetai perjalanan mendaki itulah yang paling nikmat (*q pikir2 memang bener, cz aq jg sering ndaki.. tp dulu :D Hhe..). Menurut para pengantin baru, bukan malam pertama yang nikmat, (*Sleketep:) namun penantian “puasa syahwat” itulah yang membuat malam pertama lebih nikmat. (*klo ini aq g tau, cz aq blum ngrasain malam prtama.. Upz, Hhehe:D….)

_Ahmadheaven

Tidak ada komentar:

Posting Komentar